Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Agustus 2013

Mencintai Wanita

Dalam Surat An-Nisa ayat 3 yang berbunyi :

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ 
خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا

dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.


Ayat diatas merupakan Perintah dari Allah untuk menikahi wanita sebanyak 2,3,4 dan apabila tidak sanggup/menganggap tidak sanggup untuk berlaku adil. maka alangkah baiknya menikahi satu wanita saja. Akan tetapi bagaimana keadilan Allah dan bagaimana keadilan manusia? Adil yang sering dipahami manusai adalah memperlakukan segalanya dan menghitung sama rata. Padahal tidak seperti itu hakikat subtansi keadilannya.Adil adalah menaruh sesuatu pada porsinya sehingga menciptakan suasana yang kondusif, dan harmonis.

Ayat diatas selain memberikan pengertian perintah untuk menikah lebih dari 1, mempunyai arti yang terselubung didalamnya. yaitu para kaum adam ialah "Pantas dan Berhak untuk mencintai wanita lebih dari satu". adapun kalimat

 فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
Hanya berlaku untuk pernikahan, bukan tentang mencintai. 

Kamis, 29 Agustus 2013

Istilah dalam Android

APK == Android Package, kyk IPA di iPhone (buat pngguna iPhone), SISdi Symbian s60 (ga tau sih skrgn masih sis ap ngga), atau JAR di BB(buat pengguna BB) dan java based devices lainnya.. intinya, file dgn ekstensi .apk bisa digunakan untuk menginstall aplikasi di androiddevice..

adb == command buat ngejembatani perintah di android lewat pc..klo adb shell termasuk bagiannya..extensi command adb ada banyak bro, seperti adb push, adb pull, adb install dll...syarat adb bisa jalan = driver adb mesti sdh terpasang di pc...biasanya di device manager (windows) akan terlihat andoid adb composite device, driver adb biasanya dari vendor pembuat devicenya..klo nexus, htc magic, dream bisa pakai driver bawaan usb...kalo motorola milestone bisa dari cd bawaannya atau pakai motorola software update...

adb == Android Debug Bridge, sebuah peralatan serbaguna yg memungkinkan anda untuk mengatur kadaan dari contoh emulator atau alat bertenagakan Android

adb.exe== bisa di ambil dari sdk (dah include didlm android sdk)..ada di folder tools, untuk mengetahui fungsi command adb bisa dgn mengetik "adb help" 

adb shell logcat == buat mengetahui proses yg terjadi diandroid, berguna banget saat experiment flashing rom... 

Apps2SD == Proses memindahkan/menyimpan aplikasi ke SDcard selain ke memori internal, 

AOSP == Android Open Source Project,

Baseband :== Dalam komukasi dan pemrosesan sinyal, baseband mendeskripsikan sinyal dan sistem yg frekuensinya terukur dari dekat ke 0 Hz ke frekuensi potongan, sebuah lebar pita maksimum atau sinyal frekuensi tertinggi; kadang-kadang ini digunakan untuk mendeskripsikan frekuensi mulai yg dekat dengan nol 

Boot Loop == secara mudah berarti sesuatu mencegah telpon dari menyelesaikan siklus boot dan terjebak di antara animasi boot dan unlock screen, menciptakan pengulangan animasi. Ini sering diperbaiki dengan memuat kembali sebuah Nandroid, atau mem-flash sebuah rom sari recovery 

Brick atau Bricked == Sebuah situasi dari alat yang tidak dapat dipulihkan ulang secara keseluruhan, (tidak lebih dari sebuah bata atau pemberat kertas) 

Bug atau Software Bug: == sebuah kesalahan atau cacat dalam perangkat lunak yang menghasilkan kegagalan atau hasil yang tidak terduga/diinginkan. Secara khas tercipta dr kode yg tidak benar, ini mengapa beberapa ROM lbh berjalan baik dan mulus dari lainnya karena pengembang tertentu telah meluangkan waktu untuk memasukan kode yang "tepat". 

Busybox == BusyBox adalah sebuah biner panggilan bertingkat tunggal yang mengemas kegunaan sebagian besar alat Unix standar yang digunakan, BusyBox mennyediakan lingkungan lengkap secara layak untuk segala sistem kecil atau seistem yang terpasan. 

Beta == Sebuah versi percobaan, yang berarti INI BELUM SEMPURNA

Boot == Proses menghidupkan handheld, 

Bootloader == gabungan SPL dan IPL yg menjadi dasar dr sebuah device,

BRICK(ed) == kondisi dmana device sudah tidak bisa di-recover,sehingga bisa dianggap seperti batu-bata (brick) yg dapat digunakanuntuk ngelempar anjing (kalau dbutuhkan)..

BOOTLOOP :== terjadi restart terus menerus

Stuck Boot Logo : pas nyalain HH bertahan pada tulisan logo ex: samsung

Lost IMEI : kondisi IMEI menjadi Nomer cantik 000000000000,, ciri2nya kagak ada sinyal

Bootloader Mode - FASTBOOT load == Tombol Camera + Power, pada mode boot ini, kita bisa meng-install image sebuah sistem yang ada/ditaruh di SDcard dengan menekan tombol Power lagi,

Cache2SD == Proses memindahkan/menyimpan Cache dari ROM ke SDcard,

ClockworkMod:== Sebuah progam pemulih yang sering digunakan untuk memasang updates, ROM, atau menciptakan back-up atau memulihkan sebuah data back-up

Diagnostic Mode == Tombol Capture + Power. mode boot untuk test ( pake tombol volume untuk pilih item) 

De-odex:== File apk memiliki odex masing-masing yg digunakan pengembang yg dimaksudkan untuk menghemat tempat. Deodexing berarti anda mengubah itu kembali ke sebuah data .dex dan memasukannya kedalam apk. Ini mengijinkan anda untuk secara mudah mengganti data (tidak memiliki kekhawatiran terhadap odex), tetapi tujuan utamanya adalah untuk meng-deodex-kan layanan .jar sehingga anda dapat merubah semua tulisan ke warna yg berbeda (seperti warna jam ke putih) dan meng-deodex-kan .jar, anda harus meng deodex-kan segalanya.

Dev. atau Developer == Sebuah perorangan yg menciptakan, atau merubah data dalam sebuah tatanan yang ditujukan membuat progam tersebut lbh baik

ext2 == filesystem yang digunakan oleh Linux Kernel, itu seperti FAT, FAT32 di windows

Firmware/ROM == Kumpulan semua software, system, driver dan file boot yang dibutuhkan untuk menjalankan HH android

Flash/Flashing == Metode yang dilakukan untuk upgrade/downgrade ROM Firmware..

Flash atau Flash Memory == sebuah teknologi progam yg dpt secara elektrik menghapus dan memprogram ulang

GUI == Graphical User Interface , interface aplikasi yang lebih bersifat graphic (gambar)

GMS == Google Market Services, tempat download nya aplikasi2 di Android (kayak apps store di iphone, appworld di BB)

IMAP == Internet Message Access Protocol, salah satu protocol untuk retreive email selain POP3

Internal Storage == media penyimpanan yang merupakan partisi dari ROM (/data)

1 Kb == 1024 byte

1 Mb == 1024 KB

1Gb == 1024 Mb

1 Tera == 100 Gb

Kernel == Pengelolaan semua system driver dan sistem I / O, sehingga mereka dapat berinteraksi satu sama lain. 

Kernel == Regulator dari pemakaian CPU dan keluaran baterai, satu dapat mengunggah kernel tertentu untuk mencapai kemampuan kecepatan yg lbh baik dari alat mereka dengan penggunaan baterai yg sama 

Multitouch == Sebuah fitur touchscreen yang memungkinkan layar dapat menangkap lebih dari satu input sentuhan.

Normal Mode == cara normal menghidupkan handheld,

Nandroid atau Nandroid Backup == Sebuah file khusus yg diciptakan dalam program pemulihan khusus, seperti clockworkmod, yaitu salinan karbon dari apapun keadaaan telepo anda sebelum perubahan yang drastis dibuat. datanya dapat dipindahkan dari atau ke kartu SD untuk penggunaan nantinya jika sesuatu berjalan salah dalam ROM atau update, atau sebuat Boot Loop terjadi 

nge-root == proses menjadi root

Odin == software komputer yg di gunakan untuk flashing ( keluarga samsung)

Flashtool == Software komputer yang digunakan untuk flashing (keluarga Sony-Sony Ericsson)

OTA : Over The Air == suatu metode pengiriminan data, biasanya istilah dipake pada aktifitas meng-update (istilah lainna mgkn download),

OS == Sistem operasi, contoh Windows Vista atau MAC atau ANDROID

Overclocking == Menaikan kecepatan CPU melebihi patokan dari pabrk untuk mencapai alat yang lbh cepat dan lbh responsif

POP3 == Post Office Protocol 3, salah satu protocol TCP/IP port 110 dalam menarik email

pit == Menangani pempartisian dari SD dalam

Recovery Mode == Tombol Home + Power, pada mode boot ini, kita bisa membuka shell..mem-flash image..bikin Backup maupun Restore. Teken

RAM == Random Access Memory, fungsinya sama dengan RAM/Memory yang ada di komputer

ROM == Read Only Memory, sebuah program yang digunakan untuk membuat perubahan untuk semuanya dari tampilan halaman muka, ikon, hingga animasi boot khusus

Root == Kata-kata umum yg diasosiasikan dengan memberi pemakai akses "super user" ke pemrograman telepon mereka dan berbagai aspek lainnya yang secara normal tidak akan mungkin terjadi, juga diketahui sebagai "Jailbroken" untuk iPhone

Shell or SSH == secure shell or ssh adalah sebuah jaringan protokol yang membolehkan data untuk bertukar menggunakan jalur yang aman di antara dua jaringan alat

Stock == Secara mudah berarti kondisi tidak ada perubahan, seperti ketika anda membeli telepon anda dari awal dari Verizon, atau ketika anda mengatur ulang setingan pabrikan. Standar pabrik saat ini adalah Android 2.2 (Froyo)

SU == "Super user", atau ijin root

Safe Mode == Tombol Menu + Power, boot handheld secara normal tetapi tanpa registrasi dengan Google, makana aplikasi2 yg berhubungan dengannya gk bakalan berfungsi ( Map, Gmail account, Market, dll)

SOC/ SuperOneClick == software untuk rooting HH ,, setau saya masih sampai Froyo, tapi katanya Ginggerbread

OC/Overclock = menaikkan kemampuan prosessor di atas kemampuan normal, Rooted

SDCard == fungsinya sama dengan Disk tambahan (external storage)

tar == Serupa dengan sebuah data "zip", sebuah data tar mengarsipkan berbagai data menjadi satu data

Theme == Sekelompok ikon, gambar latar dan app tray yang dirubah secara estetik dari tampilan keseluruhan pada droid dan aplikasinya

Underclocking == memperlambat CPU terutama untuk mebatasi penggunaan baterai

zip == Data Zipped digunakan untuk mengarsipkan berbagai data menjadi satu untuk menghemat tempat dan membolehkan pengunduhan tunggal

Thanks to Ari Setiadi

Selasa, 06 Agustus 2013

Sejarah Perkembangan Filsafat


1.    Sejarah Filsafat Masa Yunani
Sejarah filsafat pada masa kuno dimulai dengan munculnya berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas (alam) yang ada ini. Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari orang-orang yang dianggap bijak. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis. Dari sinilah sejarah filsafat muncul. Dalam catatan sejarah yang ada, sejarah perkembangan filsafat yang ada terutama berasal dari Barat, awal sejarah perkembangan filsafat dimulai dari Milete, di Asia Kecil, sekitar tahun 600 SM.
Kata philosophos mula-mula dikemukakan oleh Heraklitos (540-680 SM). Menurutnya, philosophos (ahli filsafat) harus mempunyai pengetahuan yang luas sebagai pengejawantahan dari kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada masa kaum Sofis atau Socrates yang memberi arti philosophein sebagai penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoretis.
Mencintai kebenaran atau pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga ia mampu membedakan mana yang riil dan mana yang ilusi. Orang Yunani pada awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dar ikungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Filosof alam yang pertama mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 SM). Ia digelari ‘Bapak Filsafat’ karena mula-mula ia yang mempertanyakan ‘Apa sebenarnya asal-usul alam semesta ini?’. Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasio dan bukan dengan pendekatan mitos. Ia mengatakan asal alam adalah air karena air adalah unsur penting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat berubah menjadi gas, seperti uap, dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air.
Kemudian muncul Anaximandros (610-540 SM). Ia berpendapat bahwa unsur alam ini tak hanya terdiri dari air saja tapi meliputi segalanya. Termasuk harus ada yang melawannya yaitu api. Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya.
Sedangkan Heraklitos (540-480 SM) memandang bahwa alam semesta selalu dalam keadaan yang berubah; seperti panas yang berubah menjadi dingin atau sebaliknya. Sehingga apabila kita ingin memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Segala sesuatu yang saling bertentangan itulah yang dinamakan kebenaran. Ungkapan Heraklitos yang terkenal adalah; ‘Semuanya mengalir dan tak ada yang tinggal mantap.’ Itulah sebabnya ia berpendapat bahwa unsur alam semesta ini adalah api. Api adalah unsur asasi dalam alam.
Filosof alam yang sangat berpengaruh adalah Parmenides (515-440 SM) yang pandangannya bertolak belakang dengan Heraklitos. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak, dan tidak berubah. Yang ada itu ada dan inilah satu-satunya kebenaran. Phytagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan. Ia berpendapat bahwa unsur utama alam adalah bilangan dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa Phytagoras ini sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang berkembang sampai sekarang tergantung pada pendekatan matematika. Galileo menegaskan bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika. Matematika dapat menyederhanakan uraian yang panjang dalam bentuk simbol dan matematika merupakan pendekatan ilmiah yang bisa dihitung dengan akurat.
Setelah berakhirnya masa filosof alam, maka muncul masa transisi yaitu penyelidikan fokusnya pada manusia. Kaum Sofis memulai kajian tentang manusia dan menyatakan manusia adalah ukuran kebenaran. Pencetusnya adalah Phytagoras. Ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat subyektif dan relatif. Akibatnya, tidak ada ukuran yang absolut. Bahkan teori matematika sekalipun tidak memiliki kebenaran yang absolut.
Tokoh lain pada masa ini adalah Gorgias (483-375 SM). Pengaruh positif adanya gerakan kaum Sofis pada masa ini adalah membangkitkan gairah berfilsafat. Mereka mengingatkan filosof bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam melainkan manusia.
Namun Socrates membantah dan mencoba menemukan kebenaran objektif dengan menggunakan metode yang bersifat praktis melalui percakapan-percakapan. Ia meyakini bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dasar dari penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri.
Periode setelah Socrates adalah zaman keemasan filsafat Yunani karena kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan manusia. Tokoh yang menonjol adalah Plato (429-347 SM), menurutnya, esensi itu mempunyai realitas dan realitasnya ada di alam idea.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan dalam satu sistem, logika Aristoteles didasarkan pada analisis bahasa yang disebut Silogisme. Contoh:
-          Semua manusia akan mati (premis mayor)
-          Socrates seorang manusia (premis minor)
-          Socrates akan mati (konklusi)
Filsafat Yunani berakhir setelah Aristoteles menuangkan pikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama berabad-abad sesudahnya sampai filsafat benar-benar tenggelam pada masa Abad Pertengahan.

2.    Sejarah Filsafat Masa Islam
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama Tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih ‘mencari Tuhan’, dalam filsafat Islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi. Namun, filsuf Islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.

a)      Penyampaian Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam
Pengalihan pengetahuan ilmiah dan filsafat Yunani ke dunia Islam, dan penyerapan serta pengintegrasian pengetahuan itu oleh umat Islam merupakan sebuah catatan sejarah yang unik. Dalam sejarah peradaban manusia, amat jarang ditemukan suatu kebudayaan asing yang dapat diterima oleh kebudayaan lain. Kemudian dijadikan landasan bagi perkembangan inteletual dan pemahaman filosofinya. Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia Islam, pada dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi yaitu mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstrim, antara pandangan filsafat Yunani, seperti Plato dan Aristoteles dengan pandangan keagamaan dalam Islam yang seringkali menimbulkan benturan-benturan. Diantaranya filosof Islam yang terlibat dalam upaya rekonsiliasi adalah al-Farabi, al-Kindi, sampai Ibnu Rusyd. Usaha mereka pada gilirannya menjadi alat penyebaran filsafat dan penetrasinya ke dalam studi-studi keislaman lainnya, dan tak diragukan lagi upaya rekonsiliasi oleh para filosof Muslim ini menghasilkan afinitas dan ikatan yang kuat antara filsafat Arab dan Yunani.
Proses penyampaian filsafat Yunani dalam Islam adalah melalui proses penerjemahan. Proses penerjemahan dan penafsiran buku-buku Yunani di negeri-negeri Arab dimulai pada tahun 641 M. Jauh sebelum umat Islam dapat menaklukkan daerah-daerah di Timur Dekat karena pada saat itu Suriah menjadi tempat bertemunya dua kekuasaan dunia, Romawi dan Persia. Bangsa Suria memainkan peran penting dalam penyebaran kebudayaan Yunani ke Timur dan Barat.
Pada masa ini didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Ariokh, Ephesus, dan Iskandariah, dimana buku Yunani Purba masih dibaca dan diterjemahkan ke ke dalam berbagai bahasa, terutama Siriani, bahkan setelah pusat-pusat itu ditaklukkan oleh umat Islam, pengaruh pemikiran Yunani tetap mendalam dan meluas.

b)      Perkembangan Ilmu pada Masa Islam Klasik
Satu hal yang patut dicatat kaitannya dengan perkembangan ilmu dalam Islam selanjutnya adalah peristiwa Fitnah al-Kubra, yang tidak hanya membawa konsekuensi logis dari segi politis, tetapi juga membawa perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu di dunia Islam. Pasca terjadinya Fitnah al-Kubra, muncul berbagai golongan yang memiliki aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya berkembang karena alasan-alasan politis. Seperti munculnya aliran Syi’ah, Khawarij, Sunni, Jabariyah, Qadariyah, dan lain sebagainya.
Tahap penting berikutnya dalam proses perkembangan dan tradisi keilmuan Islam adalah masuknya unsur-unsur dari luar ke dalam Islam, khususnya unsur budaya Perso-Semitik (Zoroastrianisme-khususnya Mazdaisme, serta Yahudi dan Kristen) dan budaya Hellenisme. Yang disebut mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran Islam. Di satu sisi ia mendukung Jabariyah (pendirinya Jahm ibn Shafwan) dan di sisi lain ia mendukung Qadariyah (antara lain Washil ibn Atha’, pendiri Mu’tazilah). Dari adanya pandangan dikotomis tersebut kemudian muncul usaha menengahi dengan menggunakan argumen-argumen Hellenisme, terutama filsafat Aristoteles. Sikap menengahi itu dilakukan oleh Abul Hasan al-Asy’ari dan al-Maturidi yang juga menggunakan unsur Hellenisme.
Dapat ditarik sebuah hipotesa sementara bahwa pada awal Islam pengaruh Hellenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan Islam sudah sedemikian kental. Sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itu pun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

c)      Perkembangan Ilmu pada Masa Kejayaan Islam
Pada masa kejayaan kekuasaan Islam, terutama pada masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, ilmu berkembang pesat dan sangat maju. Kemajuan ini membawa Islam pada masa keemasannya, dimana pada saat yang sama daerah-daerah yang berada di sekitar wilayah kekuasaan masih berada pada masa kegelapan peradaban (Dark Age).
Al-Mansur, al-Ma’mun, dan Harun al-Rasyid merupakan nama-nama dari khalifah Abbasiyah yang memiliki peranan penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahun pada masanya. Pada masa pemerintahan al-Ma’mun, proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani ke dalam bahasa Arab berkembang dengan pesat. Pada masa Harun al-Rasyid, penerjemahan terus berlangsung. Harun memerintah Yahya bin Musawaih, seorang dokter istana, untuk menerjemahkan buku-buku tentang kedokteran. Kemudian berkembang pula ilmu astronomi seperti buku risalah India berjudul Siddhanta yang diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari dan buku terjemahan tersebut selanjutnya dikembangkan oleh al-Khawarizmi.
Berlanjut ke masa pemerintahan al-Ma’mun, beliau berhasil membangun sebuah perpustakaan sebagai pusat pengembangan riset ilmu pengetahuan, observatorium, perpustakaan, dan pusat penerjemahan yang terkenal dengan nama Bait al-Hikmah. Salah satu seorang transliter terkenal pada masa ini adalah Hunain yang berjasa menerjemahkan buku-buku Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonuis, dan Archimedes. Kemudian lahir tokoh ahli filsafat yang bergelut secara serius dalam kajian diluar filsafat. Seperti Ibnu Sina yang mengembangkan corak pemikiran filsafatnya dalam ilmu matematika, psikologi, zoologi, geologi, botani, geometri, astronomi, dan sebagainya. Disusul kemudian keberhasilan tokoh-tokoh lain seperti al-Kindi, ar-Razi, dan lain-lain.
Pada masa ini, sejarah juga mencatat perkmbangan ilmu tafsir dan ilmu hadits. Perkembangan ilmu hadits dimulai sejak Imam Syafi’i menyusun kitabnya (abad ke-3 Hijriyah). Selain itu ilmu fiqh dan ushul fiqh juga mengalami perkembangan hingga sampai sekarang ini.

d)      Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuan dalam Islam
Abad ke-18 dalam sejarah Islam adalah abad yang paling menyedihkan bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban Islam secara universal. Seperti yang diungkapkan oleh Lothrop Stoddard, bahwa menjelang abad ke-18, dunia Islam telah merosot ke tingkat yang terendah. Islam tampaknya sudah mati dan yang tertinggal hanyalah cangkangnya yang kering kerontang berupa ritual tanpa jiwa dan takhayul yang merendahkan martabat umatnya. Ia menyatakan, bahwa seandainya Nabi Muhammad hidup kembali pasti beliau akan mengutuk umatnya sebagai kaum yang murtad dan musyrik.
Pernyataan Stoddard ini menggambarkan betapa dahsyatnya proses kejatuhan peradaban dan tradisi keilmuan Islam sebagai bangsa yang dijajah oleh Bangsa Barat.

3.    Sejarah Filsafat Masa Barat (Pertengahan)
Filsafat Masa Barat (Filsafat Kristen) mulanya disusun oleh bapa gereja untuk menghadapi tantangan jaman di Abad Pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam jaman kegelapan (Dark Age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya. Tak heran, filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian dan ahli masalah agama.
Corak filsafatnya bersifat Apologetis dan beruapaya memadukan anatar agama dan filsafat, dengan cara (1) membuang ajaran agama yang tidak rasional dan memolesnya dengan rasio, (2) memberikan warna pemikiran filsafat Yunani dengan keyakinan Kristen. Masa filsafat kristen terbagi menjadi dua, yaitu; Masa Patristik merupakan ranah filosof teolog (pendeta bapa), yaitu sekelompok filosof kristen yang pola pemikirannya didominasi oleh keyakinan terhadap ajaran kristen secara rasional. Patrisme terbagi menjadi dua, yaitu; Patrisme Timur (Alexandria) dan Patrisme Barat (Roma).

Filosof Patrisme Timur
Klemens (150-215 M), melakukan upaya pemaduan agama dan filsafat dengan menyatakan bahwa (1) untuk non-kristen, keberadaan filsafat mengantarkan seseorang pada pemahaman injil. Karenanya filsafat dimaknai sama dengan hukum Taurat Yahudi, (2) untuk kristen, keberadaan filsafat menjadi instrumen pengenal Tuhan, karenanya filsafat merupakan sumber pengetahuan dan Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Konsep iman (pistis) merupakan sesuatu yang penting bagi seorang kristiani, namun perlu didukung oleh gnosis (pengetahuan) yang memiliki pendekatan pengetahuan yang berbeda. Pistis bersumber pada wahyu sedangkan gnosis bersumber pada akal.  

Filosof Patrisme Barat
Tertalianus (160-222 M), berusaha menjauhkan antara agama, filsafat, sekaligus menolak kebenaran filsafat. Baginya, kebenaran wahyu telah mencukupi bagi orang kristiani sehingga tidak memerlukan lagi kebenaran filsafat. Ia tidak menolak metode rasionalistik sejauh tidak melemahkan keyakinan agama. Tuhan bersifat antropomorfis, memberi rupa Tuhan sebagaimana makhluk secara fisik dengan menyatakan ‘baik Allah maupun jiwa mempunyai tubuh, yaitu berbentuk halus seperti uap yang tembus pandang.’ Aurelius Agustinus (354-430 M), menyatakan bahwa agama dan filsafat memiliki hubungan yang sangat erat. Meski ajaran agama dan filsafat tidak bertentangan, namun kebenaran agamalah yang paling tinggi, sehingga fungsi filsafat hanyalah untuk mengokohkan keyakinan keagamaan. Menolak aliran Skeptisisme karena dianggap sebagai orang yang mengalami pertentangan batin.
Berikutnya Masa Skolastik merupakan gerakan filsafat dan keagamaan yang mengadakan sintesa antara akal, budi, dengan keimanan. Menggunakan metode Dispotatia, yaitu membandingkan antara yang pro dan kontra. Tokohnya yaitu Anselmus (1033-1109 M) yang menyatakan bahwa iman dan pengetahuan harus selalu dipadukan, sehingga mampu menjembatani antara pengetahuan yang berdasarkan akal budi dengan pengetahuan atas dasar wahyu. Kedudukan wahyu menduduki posisi utama kemudian logos (pengetahuan). Peranan akal atau filsafat adalah untuk pendalaman pengetahuan tentang Tuhan dan segala objek pikiran. Albertus Agung (1206-1280 M), menyatakan bahwa teologi dan filsafat harus dibedakan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kebenaran teologi (iman) hanya berdasarkan perasaan tanpa akal, sedangkan filsafat berdasarkan akal semata. Namun demikian, keduanya memiliki titik singgung, yaitu sama-sama merumuskan dan membicarakan kebenaran. Thomas Aquinas (1225-1274 M), menyatakan bahwa pengetahuan itu ada dua, (1) pengetahuan insani yang diperoleh melalui akal manusia dengan pemikiran filsafat dalam hal-hal yang sifatnya alami, (2) pengetahuan teologis, yang diperoleh melalui informasi wahyu yang menjangkau hal-hal yang berada diluar alam bendawi atau sesuatu yang tidak terjangkau akal manusia. Argumentasi tentang keberadaan Tuhan (1) di alam empiris terdapat hal-hal yang mungkin ada, (2) di dalam kehidupan selalu ada tingkatan tentang yang baik dan yang buruk, (3) diantara makhluk Tuhan terdapat ciptaan yang tidak berakal, tapi memiliki kekuatan sehingga dapat beradaptasi dengan kehidupannya, (4) adanya sebab di dunia ini menyebabkan adanya akibat, dan (5) adanya gerak mengharuskan adanya yang menggerakkan.
Sebab kemunduran filsafat Kristen,
1)      Dominasi agama kristen yang tidak memberikan ruang gerak bagi kegiatan filsafat,
2)      Pengembangan ilmu pengetahuan mengalami tekanan yang luar biasa dari pihak gereja dan kerajaan,
3)      Pengebirian dan tekanan terhadap para filosof dan ilmuwan dalam bentuk penyiksaan dan pembunuhan, dan
4)      Pelarangan segala bentuk aktifitas kefilsafatan dan keilmiahan oleh gereja dan kerajaan karena dianggap mendiskriditkan nama gereja dan raja.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amtsal, Prof. Dr. M.A.. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011. Pengantar Filsafat. Surabaya: IAIN SA Press.
Arif, Moch. Choirul. 2011. Pengantar Filsafat Ilmu untuk Fakultas Dakwah. Surabaya: IAIN SA Press.



Sejarah Kodifikasi Al-Quran

Sejarah Kodifikasi Al-Quran

Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a’s. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat.

Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi.

Mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu jaminan atas keotentikan Al-Qur’an langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan kamilah yang akan menjaganya"

Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW.
Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:

Pertama : al Jam'u fis Sudur
Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.

Kedua : al Jam'u fis Suthur
Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur’an. Rasul SAW bersabda  "Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali Al-Qur’an, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al-Qur’an maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1).

Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada media yang terdapat pada waktu itu berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al-Qur’an telah terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata:  "Suatu saat kita bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al-Qur’an (mengumpulkan) pada kulit binatang ".

Dari kebiasaan menulis Al-Qur’an ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah (manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Salin bin Ma'qal.

Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al-Qur’an pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al-Qur’an ke wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al-Qur’an kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al-Qur’an tersebut jatuh ke tangan mereka”.

Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam buku-bukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al-Qur’an kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam.

Sepanjang hidup Rasulullah s.a.w Al-Qur’an selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al-Qur’an diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.

Al-Quran pada zaman Khalifah Abu Bakar as Sidq

SEPENINGGAL Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa  naskah catatan (manuskrip) Al-Qur’an, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al-Qur’an yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul).

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al-Qur’an yang terjadi pada masa Abu Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi:

"Suatu ketika Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya dari kalangan para penghafal Al-Qur’an, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para penghafal Al-Qur’an di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat yang hafal Al-Qur’an, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan untuk mengumpul-kan Al-Qur’an, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?" Umar menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan".

Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al-Qur’an.

Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al-Qur’an) untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al-Qur’an lalu kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf".

Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Kemudian aku teliti Al-Qur’an dan mengumpulkannya dari pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).

Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.

Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh terhadap apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al-Qur’an menjadi sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al-Qur’an dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa yang bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali mengumpulkan Al-Qur’an, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al-Qur’an sebagai Mushaf).

Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al-Qur’an sebagai Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu : "Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al-Qur’an yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al-Qur’an yang telah dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam Al-Qur’an sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang membacakan beberapa lembaran suci. (Al-Qur’an)"

Al-Quran pada jaman khalifah Umar bin Khatab

Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al-Qur’an yang dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah pertama yaitu mengemban misi untuk    menyebarkan    islam     dan mensosialisasikan sumber utama ajarannya yaitu Al-Qur’an pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al-Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda'.

Al-Quran pada jaman khalifah Usman bin ‘Affan

Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif.

Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al-Qur’an, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana terdapat perbedaan bacaan Al-Qur’an yang mengarah kepada perselisihan.

Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara bacaan Al-Qur’an, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai kaum yahudi dan nasrani ".

Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman bin al-Haris dan lain-lain.

Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al-Qur’an ini terjadi pada tahun 25 H, Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku Quraisy karena Al-Qur’an diturunkan dengan gaya bahasa mereka.

Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan manuskrip Al-Qur’an selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf.

Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa mengumpulkan Al-Qur’an.

Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran

Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk melihatnya.

Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan, negara di bagian asia tengah).

Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya.

Sampai suatu saat ketika umat islam sudah terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri dari berbagai bangsa, suku, bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu yang bernama Abul-Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I’rab) yang berupa tanda titik.

Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.

Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai Idgham seperti "ghafurrur rahim".

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam, Rum, dan Mad.

Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al-Qur’an adalah Tajzi' yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

Sebelum ditemukan mesin cetak, Al-Qur’an disalin dan diperbanyak dari mushaf utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan) dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.

Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al-Qur’an. Mushaf Al-Qur’an yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia.

Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828, Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis Jerman , Fluegel, menerbitkan Al-Qur’an yang dilengkapi dengan pedoman yang amat bermanfaat.

Sayangnya, terbitan Al-Qur’an yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al-Qur’an dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak.

Cetakan Al-Qur’an yang banyak dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya. Edisi ini ditulis berdasarkanQiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/ 1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al-Qur’an dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.