Total Tayangan Halaman

Jumat, 15 Juli 2011

uang, harta, menyesatkan

ketika berada di bandung
beberapa waktu yang lalu, aku
sempat berkomunikasi dengan
seorang pengemis tua di pasar
baru. singkat cerita aq berkata
" wah pak gimana yang dengan
pemerintahan sekarang ini,
yang dipikirin duit mulu, yang
kaya tambah kaya yang miskin
tambah miskin", "ia tuh a'
gimana, udah ngerasakan
bagaimana enaknya harta
jadinya pengen nambah terus,
ga memperdulikan sekitarnya"
jawabnya, "iya tuh pak kaya
nurdin halid, udah lebih dari 3
miliar penduduk indonesia
menyuarakan agar nurdin turun
ga mau turun-turun, udah
korupsi uang rakyat, sewaktu
dipenjara ga mau ngelepasin
jabatannya ketua PSSI, ditaruh
mana nama bangsa kita ni pak,
masa ketua dipenjara dan
masih menjabat. walaupun
cuma PSSI aja yang bererak di
bidang olah raga sepakbola
tetapi yang namanya ketua ya
tetap ketua pak. masi
membawa amanat banyak
orang" tambahku. lalu
pengemis tua itu menjawab "
iya tuh de, orang kaya gitu
mank kerjaanya dapat jabatan,
dapat duit, udah ngerasa
nikmatnya diatas mpe ga mau
noleh ke bawah", "wah pak
aku pengen jadi orang kaya,
nanti biar bisa bantu yang ada
dibawahku" terusku, "lah
jangan dek ga bisa kayak gitu,
orang kaya selalu jadi ingin
lebih kaya, karena kalo
kekayaan meningkat
kebutuhan meningkat juga.
banyak orang memulai dari 0
yang awalnya ke kantor pake
angkot, lama2 beli sepeda
motor, lama2 beli mobil, yang
biasanya sedekah ke masjid
tiap jumat, tambah lama ga
tambah banyak sedekahnya,
malahan ga pernah ke mesjdi
buat shalat jumat apalagi
memasukkan ke kotak amal,
ada urusan kantor alasanya.
lebih baik itu hidup
berkecukupan, cukup
segalanya. ada rezeki ya
dipake, ada rezeki lebih ya
disodaqohkan. yang penting
bisa makan dan bagus dimata
masyarakat, juga bagus dimata
ALLAH terutama" sontak apa
yang dikatakan pengemis tua
ini menyadarkanku betapa aku
dibutakan oleh dunia, mencari
kekayaan, mencari ilmu untuk
kerja, kerja untuk kaya. lebih
kaya lebih banyak yang
dibutuhkan, lebih lupa
sesaama. maka dari itu
kekayaan hati lebih penting

kekayaan hati antara manusia
dan antara TUHANNYA. itulah
yang membatasi, antara kaya
dan serakah.
mari kita introspeksi diri kita
lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar