keindahanmu telah pudar, sekarang tak ada lagi yang bisa kau banggakan, kecuali perhiasan usangmu yang sebentar lagi terlebur dalam neraka yang kau ciptakan sendiri.
Bagaimana kau bisa kubanggakan kalau kau memang tak mau dibanggakan.
Bagaimana kau bisa kucinta kalau kau kering akan itu.
Lalu, maumu apa? Berharap hujan emas, mengharapkan keberuntungan yang mustahil?
Ah, aku bingung mau kuapakan kau.
Kucampakkan, kumasih cinta
kupertahankan, kau mulai rusak, kau pun mulai mencintai liang lahat, bukannya tahta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar